Sabtu, 05 Juli 2014

Pengobatan sihir

PENGOBATAN TERHADAP SIHIR
Pengobatan Ilahi terhadap sihir ini terdapat dua bagian, yaitu:
Bagian pertama, hal-hal yang dipergunakan untuk mencegah datangnya sihir, yakni:
1.    Menunaikan seluruh kewajiban, meninggalkan semua larangan, serta bertaubat dari segala macam perbuatan dosa.
2.    Memperbanyak membaca al-Qur'an, yaitu dengan cara menjadikannya sebagai wirid yang dibaca setiap hari.
3.    Melindungi dan membentengi diri dengan banyak memanjatkan berbagai macam do'a, ta'awwudz, serta dzikir-dzikir yang disyari'atkan. Yang sesuai dengan sunnah Nabi صلي الله عليه وسلم yang shahih.
Diantaranya membaca:
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْـحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
"Tidak ada Ilah (yang berhak untuk diibadahi) melainkan hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya lah seluruh kerajaan dan hanya bagi-Nya segala puji dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu."[1] (Bacaan ini dibaca 100x setiap hari).
Selain itu, harus selalu memelihara bacaan dzikir pagi dan petang, juga dzikir-dzikir setelah shalat, bacaan atau do'a pada saat akan tidur dan pada saat bangun tidur, bacaan atau do'a masuk dan keluar rumah, bacaan atau do'a menaiki kendaraan, do'a masuk dan keluar masjid, do'a masuk dan keluar wc, do'a ketika melihat orang yang sedang diuji (tertimpa musibah~ed) dan do'a-do'a lainnya yang telah dimuat dalam kitab ini sesuai dengan keadaan, kesempatan, tempat dan waktunya. Dan tidak diragukan lagi bahwa memelihara semuanya itu termasuk salah satu jalan mencegah datangnya sihir, syaitan dan jin, dengan seizin Allah Ta'ala, dan semuanya itu pula yang merupakan penyembuh yang paling ampuh bagi sihir atau hal lainnya yang sudah menimpa.[2]
4.    Jika memungkinkan, hendaklah memakan tujuh buah kurma pada pagi hari. Hal itu didasarkan pada sabda Rasulullah صلي الله عليه وسلم:
مَنِ اصْطَبَحَ بِسَبْعِ تَـمَرَاتٍ عَجْوَةٍ، لَـمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سَمٌّ وَلَا سِحْرٌ
"Barangsiapa di pagi hari makan tujuh buah kurma Ajwah (korma Nabi صلي الله عليه وسلم), maka dia tidak akan terkena racun atau sihir." [3]
Yang lebih sempurna ialah kurma yang ada di antara dua kampung (di Madinah), sebagaimana yang telah disebutkan di dalam riwayat Muslim.
Syaikh Allamah 'Abdul Aziz bin 'Abdullah bin Baaz رحمه الله berpendapat, bahwa seluruh kurma Madinah mempunyai sifat tersebut. Dan hal itu didasarkan pada sabda Rasulullah صلي الله عليه وسلم:
مَنْ أَكَلَ سَبْعَ تَـمَرَاتٍ مِـمَّا بَيْنَ لَابَتَيْهَا حِينَ يُصْبِحُ لَـمْ يَضُرَّهُ سُمٌّ حَتَّى يُمْسِيَ
"Barangsiapa yang memakan tujuh buah kurma di antara dua kampung (di Madinah) pada pagi hari, maka dia tidak akan dicelakakan oleh racun sampai sore hari..."[4]
Syaikh bin Baaz رحمه الله pun berpendapat, bahwa hal itu juga diharapkan berlaku bagi orang yang memakan tujuh buah kurma selain kurma Madinah secara mutlak.


1.  Al-Bukhari (IV/95). Dan Muslim (1V/2071)
2.  Lihat Zaadul Ma'aad (IV/126), juga Majmuu'u Fatawa 'Allamah Ibnu Baaz (III/277), lihat juga "Sepuluh hal yang dapat menolak kejahatan orang dengki dan tukang sihir", pada bagian ketiga Pengobatan Terhadap ‘Ain
3.  Al-Bukhari dalam al-Fath (X/247) dan Muslim (III/1618)
4.  Muslim (III/1618)

Bagian kedua, pengobatan sihir yang sudah menimpa pada diri seseorang.
Cara pertama adalah, mengeluarkan sihir tersebut dan menggagalkannya jika diketahui tempatnya dengan cara-cara yang dibolehkan menurut syari'at. Dan ini merupakan suatu hal yang paling manjur untuk pengobatan orang yang terkena sihir.[1]
Cara kedua adalah, menggunakan ruqyah yang sesuai dengan syari'at, di antaranya adalah sebagai berikut:
1.    Menumbuk tujuh helai daun pohon Sidr (daun bidara) hijau di antara dua batu atau sejenisnya, lalu menyiramkan air ke atasnya sebanyak jumlah air yang cukup untuk mandi dan dibacakan ke dalamnya:
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
"Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk."
اللهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
"Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang (berada) dihadapan mereka, dan dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari Ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, Allah Mahatinggi lagi Mahabesar." (QS. Al-Baqarah: 255)
وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ. فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ. فَغُلِبُواْ هُنَالِكَ وَانقَلَبُواْ صَاغِرِينَ. وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ. قَالُواْ آمَنَّا بِرِبِّ الْعَالَمِينَ. رَبِّ مُوسَى وَهَارُونَ
“Dan Kami wahyukan kepada Musa: "Lemparkanlah tongkatmu!". Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina. Dan ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud. Mereka berkata: "Kami beriman kepada Tuhan semesta alam, (yaitu) Tuhan Musa dan Harun". (QS: al-A’raaf: 117-122)
وَقَالَ فِرْعَوْنُ ائْتُونِي بِكُلِّ سَاحِرٍ عَلِيمٍ. فَلَمَّا جَاء السَّحَرَةُ قَالَ لَهُم مُّوسَى أَلْقُواْ مَا أَنتُم مُّلْقُونَ. فَلَمَّا أَلْقَواْ قَالَ مُوسَى مَا جِئْتُم بِهِ السِّحْرُ إِنَّ اللّهَ سَيُبْطِلُهُ إِنَّ اللّهَ لاَ يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ. وَيُحِقُّ اللّهُ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ
“Fir'aun berkata (kepada pemuka kaumnya): "Datangkanlah kepadaku semua ahli-ahli sihir yang pandai!". Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka: "Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan." Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata: "Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidak benarannya" Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-yang membuat kerusakan. Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya).” (QS. Yunus: 79-82)
قَالُوا يَا مُوسَى إِمَّا أَن تُلْقِيَ وَإِمَّا أَن نَّكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَلْقَى. قَالَ بَلْ أَلْقُوا فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِن سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى. فَأَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ خِيفَةً مُّوسَى. قُلْنَا لَا تَخَفْ إِنَّكَ أَنتَ الْأَعْلَى. وَأَلْقِ مَا فِي يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوا إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى. فَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سُجَّداً قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ هَارُونَ وَمُوسَى
“Mereka berkata: "Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan?". Berkata Musa: "Silahkan kamu sekalian melemparkan". Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka. Maka Musa merasa takut dalam hatinya. Kami berkata: "janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). Dan lemparkanlah apa yang ada ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. “Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang.” Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: "Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa". (QS. Thaha: 65-70)
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
"Dengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang."
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ. لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ. وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ. وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ. وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ. لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ.
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku". (QS. Al-Kaafirun: 1-6)
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
"Dengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang."
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ . اللهُ الصَّمَدُ . لَـمْ يَلِدْ وَلَـمْ يُولَدْ . وَلَـمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ
"Katakanlah, Dia-lah Allah Yang Mahaesa. Allah adalah (Rabb) yang segala sesuatu bergantung ke-pada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya.'" (QS. Al-Ikhlash: 1-4).
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
"Dengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang."
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ . مِن شَرِّ مَا خَلَقَ . وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ . وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ . وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
"Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Rabb Yang menguasai (waktu) Shubuh dari kejahatan makhluk-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul. Serta dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki."' (QS. Al-Falaq: 1-5)
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
"Dengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang."
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ . مَلِكِ النَّاسِ . إِلَهِ النَّاسِ . مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْـخَنَّاسِ . الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ . مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
"Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan (Ilah) manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada-dada manusia. Dari golongan jin dan manusia.'" (QS. An-Naas: 1-6)
Setelah membacakan ayat-ayat di atas pada air yang sudah disiapkan tersebut, hendaklah dia meminum dari air itu sebanyak tiga kali, dan kemudian mandi dengan menggunakan sisa air tersebut. Dengan demikian, insya Allah penyakit akan hilang. Dan jika perlu, hal itu boleh diulang dua kali atau lebih, sehingga penyakit itu benar-benar sirna. Dan hal itu sudah banyak dipraktekkan, dan dengan izin-Nya, Allah memberikan manfaat padanya. Pengobatan tersebut juga sangat baik bagi suami yang tidak bisa berhubungan badan karena terkena sihir.[2]
2.    Membaca surat al-Fatihah, ayat kursi, dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah, surat al-Ikhlas, surat al-Falaq dan surat an-Naas sebanyak tiga kali atau lebih, disertai tiupan dan sentuhan pada bagian yang terasa sakit dengan menggunakan tangan kanan.[3]
3.    Membaca beberapa ta'awwudz, ruqyah dan do'a yang mencakup:
1)    Membaca do'a berikut:
أَسْأَلُ اللهَ الْعَظِيْمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ (7×)/
"Aku memohon kepada Allah Yang Mahaagung, Rabb pemilik 'Arsy yang agung, agar Dia menyembuhkanmu." (Hal itu diucapkan sebanyak 7x).[4]
2)    Orang yang sakit meletakkan tangannya di atas bagian yang sakit seraya mengucapkan
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ (3×)/
"Dengan menyebut nama Allah." (dibaca 3x). Dan kemudian mengucapkan:
أَعُوذُ بِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ (7×)/
"Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaan-Nya dari kejahatan yang aku temui dan yang aku hindari." (dibaca 7x)[5]
3)    Membaca do'a:
اَللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لاَشِفَآءَ إِلاَّ شِفَآؤُكَ شِفَآءَ لاَ يُغَادِرُ سَقَمًـا
“Ya Allah, Rabb pemelihara manusia, hilangkanlah penyakit ini dan sembuhkanlah, Engkaulah Yang Mahamenyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan hanya kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan sedikit pun penyakit."[6]
4)    Membaca do'a:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
"Aku berlindung kepada kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap syaitan, binatang berbisa dan dari setiap mata yang jahat."[7]
5)    Membaca do'a:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
"Aku berlindung kepada kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya." [8]
6)    Membaca do'a:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقَابِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ وَمِنْ هَـمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ وَأَنْ يـَحْضُرُونِ
"Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kemurkaan dan siksaan-Nya, dari kejahatan hamba-hamba-Nya, dari godaan syaitan dan dan kedatangan mereka kepadaku." [9]
7)    Membaca do'a:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ الَّتِي لَا يُجَاوِزُهُنَّ بَرٌّ وَلَا فَاجِرٌ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ وَذَرَأَ وَبَرَأَ وَمِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ مِنْ السَّمَاءِ وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيهَا وَمِنْ شَرِّ مَا ذَرَأَ فِي الْأَرْضِ وَمِنْ شَرِّ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمِنْ شَرِّ فِتَنِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ طَارِقٍ إِلَّا طَارِقًا يَطْرُقُ بِخَيْرٍ يَا رَحْمَنُ
"Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna yang tidak dapat ditembus oleh orang baik maupun orang jahat, dari kejahatan apa yang telah Dia ciptakan, dan jadikan-Nya. Serta dari kejahatan yang turun dari langit, dan dari kejahatan yang naik ke langit, dan dari kejahatan yang tenggelam ke bumi, dan dari kejahatan yang keluar dari bumi, dari kejahatan fitnah malam dan siang, dan dari kejahatan setiap yang datang (di waktu malam) kecuali yang datang dengan tujuan baik, wahai Dzat Yang Mahapenyayang." [10]
8)    Membaca do'a:
اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ وَرَبَّ الْأَرْضِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْفُرْقَانِ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ اللَّهُمَّ أَنْتَ الْأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الْآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ شَيْءٌ اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ
“Ya Allah, Rabb langit yang tujuh, dan Rabb 'Arsy yang agung, Rabb kami dan Rabb segala sesuatu, Pembelah biji dan benih, yang menurunkan Taurat, Injil, dan al-Furqan (al-Qur'an), aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan segala sesuatu, Engkaulah yang memegang ubun-ubunnya. Ya Allah, Engkau-lah Yang paling pertama, sehingga tidak ada sesuatu pun sebelum diri-Mu, Engkau-lah yang paling akhir, sehingga tidak ada sesuatu pun setelah-Mu. Dan Engkau-lah Yang Dzahir, sehingga tidak ada sesuatu yang mengungguli-Mu, dan Engkau-lah Yang Batin, sehingga tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Mu, lunasilah hutang kami dan cukupilah kami dari kefaqiran."[11]
9)    Membaca do'a:
بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيْكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ، اللهُ يَشْفِيْكَ بِاسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ
Dengan menyebut nama Allah, aku meruqyah-mu dari segala sesuatu yang menyakitimu, dan dari kejahatan setiap jiwa atau mata orang yang dengki. Mudah-mudahan Allah menyembuhkan-mu. Dengan menyebut nama Allah, aku mengobatimu dengan meruqyahmu." [12]
10) Membaca do'a:
بِاسْمِ اللَّهِ يُبْرِيكَ وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيكَ، وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ، وَشَرِّ كُلِّ ذِي عَيْنٍ
Dengan menyebut nama Allah, mudah-mudahan Dia membebaskan dirimu, dari segala penyakit, mudah-mudahan Dia akan menyembuhkanmu, melindungimu dari kejahatan orang dengki jika dia mendengki dan dari kejahatan setiap orang yang mempunyai mata jahat." [13]
11) Membaca do'a:
بِاسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ، مِنْ حَاسِدِ حَـاسِدٍ، وَمِـنْ كُلِّ ذِي عَيْنٍ،  اللهُ يَشْفِيكَ
"Dengan menyebut nama Allah, aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari kedengkian orang yang dengki dan dari setiap yang mempunyai mata jahat. Mudah-mudahan Allah menyembuhkanmu." [14]
Semua ta'awwudz, do'a dan ruqyah tersebut dapat dipergunakan untuk mengobati sihir, kesurupan jin, dan semua macam penyakit. Sebab ia merupakan ruqyah yang lengkap dan sangat bermanfaat dengan izin Allah عزّوجلّ.
Cara ketiga adalah, mengeluarkan penyakit dengan melakukan pembekaman[15]  pada bagian yang tampak bekas sihir, hal itu jika dimungkinkan, tetapi jika tidak mungkin, maka cukup dengan penyembuhan cara yang sebelumnya. Segala puji bagi Allah Ta'ala.[16]
Cara keempat adalah, obat-obat alami. Di dunia ini terdapat beberapa obat alami yang sangat bermanfaat yang ditunjukkan oleh al-Qur'anul Karim dan as-Sunnah. Jika seseorang menggunakannya dengan penuh keyakinan dan kejujuran dan tawajjuh disertai keyakinan bahwa manfaat itu hanya dari Allah, maka Allah akan memberikan manfaat padanya, jika Dia menghendaki. Di sana terdapat obat yang dikombinasi dari rerumputan dan yang sejenisnya, yang semuanya itu didasarkan pada pengalaman, sehingga tidak ada larangan untuk memanfaatkannya menurut syari'at selama tidak diharamkan.[17]  Di antara pengobatan dan penyembuhan alami yang sangat bermanfaat dan dengan izin Allah عزّوجلّ adalah madu, habbatus sawda (jintan hitam), air zam-zam, dan air hujan. Hal itu didasarkan pada firman Allah عزّوجلّ:
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُّبَارَكاً
"Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya." (QS. Qaaf: 9).
Juga minyak zaitun. Dan hal itu didasarkan pada sabda Rasulullah صلي الله عليه وسلم:
كُلُوا الزَّيْتَ وَادَّهِنُوا بِـهِ، فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ
"Makanlah minyak (zaitun) dan oleskanlah dengannya, karena sesungguhnya minyak (zaitun) itu dari pohon yang diberkahi."[18]
Dan telah terbukti melalui pengalaman dan praktek langsung serta melalui kepustakaan, bahwa ia merupakan minyak yang paling bagus.[19]  Dan di antara obat alami lainnya adalah; mandi, membersihkan diri, dan memakai wangi-wangian.


1.     Lihat Zaadul Ma'aad (1V/124), al-Bukhari dalam al-Fath (X/132), Muslim (IV/1917) dan Majmu'ul Fatawa, bin Baaz (111/228)
2.     lihat Fataawaa Ibnu Baaz (III/279), juga Fathul Majid (hal. 263-264), Muraja’ah dan Ta’liq Syaikh bin Baaz cet. Daar al-Sumai’iy tahun 1419 H serta Ash-Sharimul Battar fiit Tashaddi lis Saharah wal Asyrar, karya Wahid Abdus Salam (hal. 109-117). Disana terdapat juga ruqyah yang cukup panjang yang insya Allah sangat bermanfaat. Juga lihat Mushannaf Abdur Razaq (XI/13) serta Fathul Bari (X/233)
3.     Lihat Fathul Bari Syarh Bukhari (IX/62) dan (X/208), Muslim (IV/1723)
4.     At-Tirmidzi dan Abu Dawud (III/187), at-Tirmidzi (II/419). Dan lihat juga Shahihul Jami’ (V/180, 322)
5.     Muslim (IV/1728)
6.     Al-Bukhari dalam al-Fath (X/206) dan Muslim (IV/1721)
7.     Al-Bukhari dalam al-Fath (VI/408)
8.     Muslim (IV/1728)
9.     Abu Dawud dan at-Tirmidzi. Lihat juga Shahihut Tirmidzi (III/171)
10.   Musnad Ahmad (III/419), dengan sanad shahih. Ibnu Sunni (no. 637). Lihat juga Majma'uz Zawaid (X/127).
11.   Muslim (IV/2084)
12.   Muslim dari Abu Sa'id رضي الله عنه (IV/1718)
13.   Muslim dari 'Aisyah رضي الله عنها, (IV/1718)
14.   Sunan lbnu Majah dari Ubadah bin Shamit رضي الله عنه. Lihat juga kitab Shahih lbnu Majah (11/268)
15.   Bekam (membuat darah keluar dari kepala atau badan) termasuk yang dianjurkan oleh Rasulullah صلي الله عليه وسلم, bahkan beliau: "Sebaik-baik yang kalian lakukan untuk mengobati penyakit adalah dengan melakukan bekam" (HR. Abu Dawud dan lbnu Majah, lihat Shahih lbnu Majah 2/259 dan Shahih Abu Dawud 2/731 dan banyak hadits yang lain tentang ini (lihat Manhajus Salaamah fiima Warada fil Hijaamah oleh DR. Muhammad Musa Nashr)
16.   Lihat Zaadu al-Ma'aad (IV/125). Dan di sana masih terdapat beberapa macam pengobatan sihir yang lain setelah kejadiannya, jika dicoba maka bermanfaat. lihat juga Mushannaf lbnu Abi Syaibah (VII/386-387), juga Fathul Baari (X/233-234). Serta Mushannaf Abdur Razaq (XI/13). Juga as-Shaarimul Battar (hal. 194-200), as-Sihru; haqiqattihu wa hukmuhu, karya Dr. Misfir ad-Damini (hal. 64-66)
17.   Lihat Fathul Haqqil Mubin fi 'llajish Shar'i was Sihru wal 'Ain (hal. 139)
18.   Ahmad dalam al-Musnad (III/497), at-Tirmidzi dan Ibnu Majah. Dishahihkan oleh al-Albani di dalam Shahihut Tirmidzi (H/166)
19.   Lihat Fathul Haqqil Mubin (hal. 140-145)

.

0 komentar:

 
Design By Taufik.R / miftah / QSTV | Published By QSTV