Pengobatan
Ilahi terhadap sihir ini terdapat dua bagian, yaitu:
Bagian
pertama,
hal-hal yang dipergunakan untuk mencegah datangnya sihir,
yakni:
1.
Menunaikan
seluruh kewajiban, meninggalkan semua larangan, serta bertaubat dari segala
macam perbuatan dosa.
2.
Memperbanyak
membaca al-Qur'an, yaitu dengan cara menjadikannya sebagai wirid yang dibaca
setiap hari.
3.
Melindungi
dan membentengi diri dengan banyak memanjatkan berbagai macam do'a, ta'awwudz,
serta dzikir-dzikir yang disyari'atkan. Yang sesuai dengan sunnah Nabi
صلي
الله عليه وسلم yang shahih.
Diantaranya
membaca:
لاَ
إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْـحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
"Tidak
ada Ilah (yang berhak untuk diibadahi) melainkan hanya Allah semata, tidak ada
sekutu bagi-Nya, milik-Nya lah seluruh kerajaan dan hanya bagi-Nya segala puji
dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu."[1]
(Bacaan ini dibaca 100x setiap hari).
Selain
itu, harus selalu memelihara bacaan dzikir pagi dan petang, juga
dzikir-dzikir setelah shalat, bacaan atau do'a pada saat akan tidur dan pada
saat bangun tidur, bacaan atau do'a masuk dan keluar rumah, bacaan atau do'a
menaiki kendaraan, do'a masuk dan keluar masjid, do'a masuk dan keluar wc, do'a
ketika melihat orang yang sedang diuji (tertimpa musibah~ed) dan do'a-do'a
lainnya yang telah dimuat dalam kitab ini sesuai dengan keadaan, kesempatan,
tempat dan waktunya. Dan tidak diragukan lagi bahwa memelihara semuanya itu
termasuk salah satu jalan mencegah datangnya sihir, syaitan dan jin, dengan
seizin Allah Ta'ala, dan semuanya itu pula yang merupakan penyembuh yang paling
ampuh bagi sihir atau hal lainnya yang sudah menimpa.[2]
4.
Jika
memungkinkan, hendaklah memakan tujuh buah kurma pada pagi hari. Hal itu
didasarkan pada sabda Rasulullah صلي
الله عليه وسلم:
مَنِ
اصْطَبَحَ بِسَبْعِ تَـمَرَاتٍ عَجْوَةٍ، لَـمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سَمٌّ
وَلَا سِحْرٌ
"Barangsiapa di pagi hari makan tujuh buah
kurma Ajwah (korma Nabi صلي
الله عليه وسلم), maka dia tidak akan terkena racun atau
sihir." [3]
Yang
lebih sempurna ialah kurma yang ada di antara dua kampung (di Madinah),
sebagaimana yang telah disebutkan di dalam riwayat Muslim.
Syaikh
Allamah 'Abdul Aziz bin 'Abdullah bin Baaz رحمه
الله berpendapat, bahwa seluruh kurma Madinah
mempunyai sifat tersebut. Dan hal itu didasarkan pada sabda Rasulullah
صلي
الله عليه وسلم:
مَنْ
أَكَلَ سَبْعَ تَـمَرَاتٍ مِـمَّا بَيْنَ لَابَتَيْهَا حِينَ يُصْبِحُ لَـمْ
يَضُرَّهُ سُمٌّ حَتَّى يُمْسِيَ
"Barangsiapa yang memakan tujuh buah kurma
di antara dua kampung (di Madinah) pada pagi hari, maka dia tidak akan
dicelakakan oleh racun sampai sore hari..."[4]
Syaikh
bin Baaz رحمه
الله pun berpendapat, bahwa hal itu juga
diharapkan berlaku bagi orang yang memakan tujuh buah kurma selain kurma Madinah
secara mutlak.
1.
Al-Bukhari
(IV/95). Dan Muslim (1V/2071)
2.
Lihat
Zaadul Ma'aad (IV/126), juga Majmuu'u Fatawa 'Allamah Ibnu Baaz
(III/277), lihat juga "Sepuluh hal yang dapat menolak kejahatan orang dengki dan
tukang sihir", pada bagian ketiga Pengobatan Terhadap ‘Ain
3.
Al-Bukhari
dalam al-Fath (X/247) dan Muslim (III/1618)
4.
Muslim
(III/1618)
Bagian
kedua,
pengobatan sihir yang sudah menimpa pada diri
seseorang.
Cara
pertama
adalah, mengeluarkan sihir tersebut dan menggagalkannya jika diketahui tempatnya
dengan cara-cara yang dibolehkan menurut syari'at. Dan ini merupakan suatu hal
yang paling manjur untuk pengobatan orang yang terkena sihir.[1]
Cara
kedua
adalah, menggunakan ruqyah yang sesuai dengan syari'at, di antaranya adalah
sebagai berikut:
1.
Menumbuk
tujuh helai daun pohon Sidr (daun bidara) hijau di antara dua batu atau
sejenisnya, lalu menyiramkan air ke atasnya sebanyak jumlah air yang cukup untuk
mandi dan dibacakan ke dalamnya:
أَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
"Aku
berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang
terkutuk."
اللهُ
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ
لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ
إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ
يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء وَسِعَ كُرْسِيُّهُ
السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ
الْعَظِيمُ
"Allah
tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus
menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya
apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafa'at di
sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang (berada) dihadapan
mereka, dan dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari Ilmu
Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi.
Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, Allah Mahatinggi lagi
Mahabesar." (QS. Al-Baqarah: 255)
وَأَوْحَيْنَا
إِلَى مُوسَى أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ. فَوَقَعَ
الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ. فَغُلِبُواْ هُنَالِكَ وَانقَلَبُواْ
صَاغِرِينَ. وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ. قَالُواْ آمَنَّا بِرِبِّ
الْعَالَمِينَ. رَبِّ مُوسَى وَهَارُونَ
“Dan
Kami wahyukan kepada Musa: "Lemparkanlah tongkatmu!". Maka sekonyong-konyong
tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu nyatalah yang benar dan
batallah yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka kalah di tempat itu dan
jadilah mereka orang-orang yang hina. Dan ahli-ahli sihir itu serta merta
meniarapkan diri dengan bersujud. Mereka berkata: "Kami beriman kepada Tuhan
semesta alam, (yaitu) Tuhan Musa dan Harun". (QS: al-A’raaf:
117-122)
وَقَالَ
فِرْعَوْنُ ائْتُونِي بِكُلِّ سَاحِرٍ عَلِيمٍ. فَلَمَّا جَاء السَّحَرَةُ قَالَ
لَهُم مُّوسَى أَلْقُواْ مَا أَنتُم مُّلْقُونَ. فَلَمَّا أَلْقَواْ قَالَ مُوسَى
مَا جِئْتُم بِهِ السِّحْرُ إِنَّ اللّهَ سَيُبْطِلُهُ إِنَّ اللّهَ لاَ يُصْلِحُ
عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ. وَيُحِقُّ اللّهُ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَلَوْ كَرِهَ
الْمُجْرِمُونَ
“Fir'aun
berkata (kepada pemuka kaumnya): "Datangkanlah kepadaku semua ahli-ahli sihir
yang pandai!". Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada
mereka: "Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan." Maka setelah mereka
lemparkan, Musa berkata: "Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir,
sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidak benarannya" Sesungguhnya Allah tidak
akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-yang membuat kerusakan. Dan
Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang
yang berbuat dosa tidak menyukai(nya).” (QS. Yunus: 79-82)
قَالُوا
يَا مُوسَى إِمَّا أَن تُلْقِيَ وَإِمَّا أَن نَّكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَلْقَى. قَالَ
بَلْ أَلْقُوا فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِن
سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى. فَأَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ خِيفَةً مُّوسَى. قُلْنَا
لَا تَخَفْ إِنَّكَ أَنتَ الْأَعْلَى. وَأَلْقِ مَا فِي يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا
صَنَعُوا إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ
أَتَى. فَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سُجَّداً قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ هَارُونَ
وَمُوسَى
“Mereka
berkata: "Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau
kamikah orang yang mula-mula melemparkan?". Berkata Musa: "Silahkan kamu
sekalian melemparkan". Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka,
terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka. Maka
Musa merasa takut dalam hatinya. Kami berkata: "janganlah kamu takut,
sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). Dan lemparkanlah apa yang ada
ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. “Sesungguhnya
apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak
akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang.” Lalu tukang-tukang
sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: "Kami telah percaya kepada
Tuhan Harun dan Musa". (QS. Thaha: 65-70)
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
"Dengan
menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang."
قُلْ
يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ. لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ. وَلَا أَنتُمْ
عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ. وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ. وَلَا أَنتُمْ
عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ. لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ.
Katakanlah:
"Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu
bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah
apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang
aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku". (QS. Al-Kaafirun:
1-6)
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
"Dengan
menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang."
قُلْ
هُوَ اللهُ أَحَدٌ . اللهُ الصَّمَدُ . لَـمْ يَلِدْ وَلَـمْ يُولَدْ . وَلَـمْ
يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ
"Katakanlah,
Dia-lah Allah Yang Mahaesa. Allah adalah (Rabb) yang segala sesuatu bergantung
ke-pada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada
seorang pun yang setara dengan-Nya.'" (QS. Al-Ikhlash:
1-4).
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
"Dengan
menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang."
قُلْ
أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ . مِن شَرِّ مَا خَلَقَ . وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا
وَقَبَ . وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ . وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا
حَسَدَ
"Katakanlah:
'Aku berlindung kepada Rabb Yang menguasai (waktu) Shubuh dari kejahatan
makhluk-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari
kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul. Serta
dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki."' (QS. Al-Falaq:
1-5)
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
"Dengan
menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang."
قُلْ
أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ . مَلِكِ النَّاسِ . إِلَهِ النَّاسِ . مِن شَرِّ
الْوَسْوَاسِ الْـخَنَّاسِ . الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ . مِنَ
الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
"Katakanlah,
'Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja
manusia. Sembahan (Ilah) manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa
bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada-dada manusia. Dari
golongan jin dan manusia.'" (QS. An-Naas: 1-6)
Setelah
membacakan ayat-ayat di atas pada air yang sudah disiapkan tersebut, hendaklah
dia meminum dari air itu sebanyak tiga kali, dan kemudian mandi dengan
menggunakan sisa air tersebut. Dengan demikian, insya Allah penyakit akan
hilang. Dan jika perlu, hal itu boleh diulang dua kali atau lebih, sehingga
penyakit itu benar-benar sirna. Dan hal itu sudah banyak dipraktekkan, dan
dengan izin-Nya, Allah memberikan manfaat padanya. Pengobatan tersebut juga
sangat baik bagi suami yang tidak bisa berhubungan badan karena terkena sihir.[2]
2.
Membaca
surat al-Fatihah, ayat kursi, dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah, surat
al-Ikhlas, surat al-Falaq dan surat an-Naas sebanyak tiga kali atau lebih,
disertai tiupan dan sentuhan pada bagian yang terasa sakit dengan menggunakan
tangan kanan.[3]
3.
Membaca
beberapa ta'awwudz, ruqyah dan do'a yang mencakup:
1)
Membaca
do'a berikut:
أَسْأَلُ
اللهَ الْعَظِيْمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ (7×)/
"Aku
memohon kepada Allah Yang Mahaagung, Rabb pemilik 'Arsy yang agung, agar Dia
menyembuhkanmu." (Hal itu diucapkan sebanyak 7x).[4]
2)
Orang
yang sakit meletakkan tangannya di atas bagian yang sakit seraya
mengucapkan
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ (3×)/
"Dengan
menyebut nama Allah." (dibaca 3x). Dan kemudian
mengucapkan:
أَعُوذُ
بِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ (7×)/
"Aku berlindung kepada Allah dan
kekuasaan-Nya dari kejahatan yang aku temui dan yang aku hindari." (dibaca 7x)[5]
3)
Membaca
do'a:
اَللَّهُمَّ
رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لاَشِفَآءَ إِلاَّ
شِفَآؤُكَ شِفَآءَ لاَ يُغَادِرُ سَقَمًـا
“Ya
Allah, Rabb pemelihara manusia, hilangkanlah penyakit ini dan sembuhkanlah,
Engkaulah Yang Mahamenyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan hanya kesembuhan
dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan sedikit pun penyakit."[6]
4)
Membaca
do'a:
أَعُوذُ
بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ
عَيْنٍ لَامَّةٍ
"Aku berlindung kepada kalimat-kalimat Allah
yang sempurna dari setiap syaitan, binatang berbisa dan dari setiap mata yang
jahat."[7]
5)
Membaca
do'a:
أَعُوْذُ
بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
"Aku
berlindung kepada kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan
makhluk-Nya." [8]
6)
Membaca
do'a:
أَعُوْذُ
بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقَابِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ
وَمِنْ هَـمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ وَأَنْ يـَحْضُرُونِ
"Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah
yang sempurna dari kemurkaan dan siksaan-Nya, dari kejahatan hamba-hamba-Nya,
dari godaan syaitan dan dan kedatangan mereka kepadaku." [9]
7)
Membaca
do'a:
أَعُوْذُ
بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ الَّتِي لَا يُجَاوِزُهُنَّ بَرٌّ وَلَا فَاجِرٌ
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ وَذَرَأَ وَبَرَأَ وَمِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ مِنْ
السَّمَاءِ وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيهَا وَمِنْ شَرِّ مَا ذَرَأَ فِي
الْأَرْضِ وَمِنْ شَرِّ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمِنْ شَرِّ فِتَنِ اللَّيْلِ
وَالنَّهَارِ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ طَارِقٍ إِلَّا طَارِقًا يَطْرُقُ بِخَيْرٍ يَا
رَحْمَنُ
"Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah
yang sempurna yang tidak dapat ditembus oleh orang baik maupun orang jahat, dari
kejahatan apa yang telah Dia ciptakan, dan jadikan-Nya. Serta dari kejahatan
yang turun dari langit, dan dari kejahatan yang naik ke langit, dan dari
kejahatan yang tenggelam ke bumi, dan dari kejahatan yang keluar dari bumi, dari
kejahatan fitnah malam dan siang, dan dari kejahatan setiap yang datang (di
waktu malam) kecuali yang datang dengan tujuan baik, wahai Dzat Yang
Mahapenyayang." [10]
8)
Membaca
do'a:
اَللَّهُمَّ
رَبَّ السَّمَاوَاتِ وَرَبَّ الْأَرْضِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ رَبَّنَا
وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةِ
وَالْإِنْجِيلِ وَالْفُرْقَانِ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ
بِنَاصِيَتِهِ اللَّهُمَّ أَنْتَ الْأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ
الْآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ
وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ شَيْءٌ اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا
مِنَ الْفَقْرِ
“Ya Allah, Rabb langit yang tujuh, dan Rabb
'Arsy yang agung, Rabb kami dan Rabb segala sesuatu, Pembelah biji dan benih,
yang menurunkan Taurat, Injil, dan al-Furqan (al-Qur'an), aku berlindung
kepada-Mu dari kejahatan segala sesuatu, Engkaulah yang memegang ubun-ubunnya.
Ya Allah, Engkau-lah Yang paling pertama, sehingga tidak ada sesuatu pun sebelum
diri-Mu, Engkau-lah yang paling akhir, sehingga tidak ada sesuatu pun
setelah-Mu. Dan Engkau-lah Yang Dzahir, sehingga tidak ada sesuatu yang
mengungguli-Mu, dan Engkau-lah Yang Batin, sehingga tidak ada sesuatu pun yang
tersembunyi dari-Mu, lunasilah hutang kami dan cukupilah kami dari kefaqiran."[11]
9)
Membaca
do'a:
بِسْمِ
اللهِ أَرْقِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيْكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ
عَيْنٍ حَاسِدٍ، اللهُ يَشْفِيْكَ بِاسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ
Dengan
menyebut nama Allah, aku meruqyah-mu dari segala sesuatu yang menyakitimu, dan
dari kejahatan setiap jiwa atau mata orang yang dengki. Mudah-mudahan Allah
menyembuhkan-mu. Dengan menyebut nama Allah, aku mengobatimu dengan meruqyahmu."
[12]
10)
Membaca
do'a:
بِاسْمِ
اللَّهِ يُبْرِيكَ وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيكَ، وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا
حَسَدَ، وَشَرِّ كُلِّ ذِي عَيْنٍ
Dengan
menyebut nama Allah, mudah-mudahan Dia membebaskan dirimu, dari segala penyakit,
mudah-mudahan Dia akan menyembuhkanmu, melindungimu dari kejahatan orang dengki
jika dia mendengki dan dari kejahatan setiap orang yang mempunyai mata jahat."
[13]
11)
Membaca
do'a:
بِاسْمِ
اللهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ، مِنْ حَاسِدِ حَـاسِدٍ، وَمِـنْ
كُلِّ ذِي عَيْنٍ، اللهُ يَشْفِيكَ
"Dengan menyebut nama Allah, aku meruqyahmu
dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari kedengkian orang yang dengki dan dari
setiap yang mempunyai mata jahat. Mudah-mudahan Allah menyembuhkanmu." [14]
Semua
ta'awwudz, do'a dan ruqyah tersebut dapat dipergunakan untuk mengobati sihir,
kesurupan jin, dan semua macam penyakit. Sebab ia merupakan ruqyah yang lengkap
dan sangat bermanfaat dengan izin Allah عزّوجلّ.
Cara
ketiga
adalah, mengeluarkan penyakit dengan melakukan pembekaman[15] pada bagian yang tampak bekas sihir, hal itu
jika dimungkinkan, tetapi jika tidak mungkin, maka cukup dengan penyembuhan cara
yang sebelumnya. Segala puji bagi Allah Ta'ala.[16]
Cara
keempat
adalah, obat-obat alami. Di dunia ini terdapat beberapa obat alami yang sangat
bermanfaat yang ditunjukkan oleh al-Qur'anul Karim dan as-Sunnah. Jika seseorang
menggunakannya dengan penuh keyakinan dan kejujuran dan tawajjuh disertai
keyakinan bahwa manfaat itu hanya dari Allah, maka Allah akan memberikan manfaat
padanya, jika Dia menghendaki. Di sana terdapat obat yang dikombinasi dari
rerumputan dan yang sejenisnya, yang semuanya itu didasarkan pada pengalaman,
sehingga tidak ada larangan untuk memanfaatkannya menurut syari'at selama tidak
diharamkan.[17] Di antara pengobatan dan penyembuhan alami
yang sangat bermanfaat dan dengan izin Allah عزّوجلّ adalah madu, habbatus sawda (jintan
hitam), air zam-zam, dan air hujan. Hal itu didasarkan pada firman Allah
عزّوجلّ:
وَنَزَّلْنَا
مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُّبَارَكاً
"Dan
Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya." (QS. Qaaf:
9).
Juga
minyak zaitun. Dan hal itu didasarkan pada sabda Rasulullah صلي
الله عليه وسلم:
كُلُوا
الزَّيْتَ وَادَّهِنُوا بِـهِ، فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرَةٍ
مُبَارَكَةٍ
"Makanlah minyak (zaitun) dan oleskanlah
dengannya, karena sesungguhnya minyak (zaitun) itu dari pohon yang diberkahi."[18]
Dan
telah terbukti melalui pengalaman dan praktek langsung serta melalui
kepustakaan, bahwa ia merupakan minyak yang paling bagus.[19] Dan di antara obat alami lainnya adalah;
mandi, membersihkan diri, dan memakai wangi-wangian.
1.
Lihat
Zaadul Ma'aad (1V/124), al-Bukhari dalam al-Fath (X/132), Muslim
(IV/1917) dan Majmu'ul Fatawa, bin Baaz (111/228)
2.
lihat
Fataawaa Ibnu Baaz (III/279), juga Fathul Majid (hal. 263-264),
Muraja’ah dan Ta’liq Syaikh bin Baaz cet. Daar al-Sumai’iy tahun 1419 H serta
Ash-Sharimul Battar fiit Tashaddi lis Saharah wal Asyrar, karya Wahid
Abdus Salam (hal. 109-117). Disana terdapat juga ruqyah yang cukup panjang yang
insya Allah sangat bermanfaat. Juga lihat Mushannaf Abdur Razaq (XI/13)
serta Fathul Bari (X/233)
3.
Lihat
Fathul Bari Syarh Bukhari (IX/62) dan (X/208), Muslim
(IV/1723)
4.
At-Tirmidzi
dan Abu Dawud (III/187), at-Tirmidzi (II/419). Dan lihat juga Shahihul
Jami’ (V/180, 322)
5.
Muslim
(IV/1728)
6.
Al-Bukhari
dalam al-Fath (X/206) dan Muslim (IV/1721)
7.
Al-Bukhari
dalam al-Fath (VI/408)
8.
Muslim
(IV/1728)
9.
Abu
Dawud dan at-Tirmidzi. Lihat juga Shahihut Tirmidzi
(III/171)
10.
Musnad
Ahmad (III/419), dengan sanad shahih. Ibnu Sunni (no. 637). Lihat juga
Majma'uz Zawaid (X/127).
11.
Muslim
(IV/2084)
12.
Muslim
dari Abu Sa'id رضي
الله عنه (IV/1718)
13.
Muslim
dari 'Aisyah رضي
الله عنها, (IV/1718)
14.
Sunan
lbnu Majah dari Ubadah bin Shamit رضي
الله عنه. Lihat juga kitab Shahih lbnu Majah
(11/268)
15.
Bekam
(membuat darah keluar dari kepala atau badan) termasuk yang dianjurkan oleh
Rasulullah صلي
الله عليه وسلم, bahkan beliau: "Sebaik-baik yang kalian
lakukan untuk mengobati penyakit adalah dengan melakukan bekam" (HR. Abu Dawud
dan lbnu Majah, lihat Shahih lbnu Majah 2/259 dan Shahih Abu Dawud
2/731 dan banyak hadits yang lain tentang ini (lihat Manhajus Salaamah
fiima Warada fil Hijaamah oleh DR. Muhammad Musa
Nashr)
16.
Lihat
Zaadu al-Ma'aad (IV/125). Dan di sana masih terdapat beberapa macam
pengobatan sihir yang lain setelah kejadiannya, jika dicoba maka bermanfaat.
lihat juga Mushannaf lbnu Abi Syaibah (VII/386-387), juga Fathul Baari
(X/233-234). Serta
Mushannaf Abdur Razaq (XI/13). Juga
as-Shaarimul Battar (hal. 194-200), as-Sihru; haqiqattihu wa
hukmuhu, karya Dr. Misfir ad-Damini (hal. 64-66)
17.
Lihat
Fathul Haqqil Mubin fi 'llajish Shar'i was Sihru wal 'Ain (hal.
139)
18.
Ahmad
dalam al-Musnad (III/497), at-Tirmidzi dan Ibnu Majah. Dishahihkan oleh
al-Albani di dalam Shahihut Tirmidzi (H/166)
19.
Lihat
Fathul Haqqil Mubin (hal. 140-145)
0 komentar:
Posting Komentar