MENOLAK PLURALISME DENGAN HUJJAH
Paham ini
bertujuan melenyapkan kepribadian muslim hingga larut dalam
kesesatan semua agama. Paham ini adalah paham pluralisme agama. Para
tokoh mereka mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran
setiap agama adalah relatif.
Sponsor
utama dan pencetus pertama paham ini adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani yakni
kaum zionis dan salibis. Mereka menggunakan segala macam sarana untuk memasarkan
paham ini di seluruh penjuru negeri-negeri kaum muslimin.
Sangat
disayangkan, ternyata banyak dari kaum muslimin yang terpengaruh dengan paham
sesat ini. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang berperan aktif dalam
memasarkannya melalui seminar, buku-buku, bahkan ada yang mengemasnya di dalam
disertasi ilmiah.
Mengingat
bahaya yang besar di balik propaganda sesat ini maka kami terpanggil untuk
menyumbangkan sedikit saham di dalam membendungnya dengan mendudukkannya di hadapan dalil-dalil
syar'i dan penjelasan para ulama Sunnah
KRONOLOGI
PROPAGANDA PLURALISME AGAMA
Usaha
penyebaran paham pluralisme agama bertujuan mengakui kebenaran semua agama
bukanlah perkara baru, bahkan telah datang sejak awal Islam. Paham ini datang
dari orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menyatakan kebenaran agama mereka.
Alloh عزّوجلّ berfirman:
وَقَالُواْ
كُونُواْ هُوداً أَوْ نَصَارَى تَهْتَدُواْ قُلْ بَلْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ
حَنِيفاً وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Dan
mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani,
niscaya kamu mendapat petunjuk". Katakanlah: "Tidak, melainkan (Kami mengikuti)
agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrohim) dari golongan orang
musyrik." (QS. al-Baqoroh [2]: 135)
Alloh
عزّوجلّ berfirman memperingatkan orang-orang ahli
kitab:
وَلاَ
تَلْبِسُواْ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُواْ الْحَقَّ وَأَنتُمْ
تَعْلَمُونَ
"Dan
janganlah kamu campur adukkan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu
sembunyikan yang haq itu, sedang kamu mengetahui." (QS. al-Baqoroh [2]:
42)
Qotadah
رحمه
الله berkata tentang tafsir ayat ini: "Janganlah
kalian campur adukkan agama Yahudi dan Nasrani dengan agama Islam, dalam keadaan
kalian mengetahui bahwa agama Alloh عزّوجلّ yang haq adalah Islam, dan bahwasanya agama
Yahudi dan Nasrani yang kalian pegang sekarang ini adalah agama yang bid'ah
bukan dari Alloh عزّوجلّ" (Tafsir Ibnu Katsir
1/109)
Kemudian
teori ini ditelan bulat-bulat oleh tokoh-tokoh wihdatul wujud,
ittihadiyah, hululiyah, dan kaum sufi dari golongan Syi'ah Rofidhoh yang
mengaku Islam di Mesir, Syam, Persia dan negeri-negeri lainnya. Hingga sebagian
orang-orang mulhid (menyimpang) lagi sesat membolehkan memeluk agama Yahudi dan
Nasrani, bahkan di antara mereka ada yang lebih mengutamakan agama Yahudi dan
Nasrani daripada agama Islam. Keyakinan sesat ini banyak dianut oleh orang-orang
yang dikuasai ilmu filsafat.
Melalui
perjuangan yang dilakukan oleh ulama-ulama Islam, propaganda sesat dan kufur ini
dapat dipadamkan. Mereka menyerukan bahwa teori tersebut adalah kufur dan orang
yang menganutnya adalah kafir, murtad dari Islam.
Dalam
hal ini Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رحمه
الله menunjukkan sikap Islami yang senantiasa
dikenang. Demikian pula ulama-ulama lainnya yang gigih membantah tokoh-tokoh
paham sesat itu seperti al-Hallaj al-Husein bin Manshur al-Farisi yang dibunuh
karena murtad pada tahun 309, Ibnu 'Arobi Muhammad bin Ali ath-Thoi (W. th. 638)
tokoh keyakinan wihdatul wujud dalam kitabnya al-Fushush, Ibnu Sab'in (W.
th. 669), at-Tilimsani (W. th. 690) dan Ibnu Hud (W. th. 699), serta masih
banyak lainnya.
Pada
kesempatan akhir kurun 14 Hijriah hingga pada hari ini di bawah slogan
"membangun dunia baru", orang-orang Yahudi dan Nasrani secara terang-terangan
menyuarakan persatuan agama, yaitu antara mereka dengan kaum muslimin. Dalam
istilah lain mereka mengatakan: "Penyatuan antara pengikut nabi Musa, Isa dan
Muhammad صلي
الله عليه وسلم di bawah slogan "seruan kepada penyatuan
agama," "pendekatan antara agama" dan "persaudaraan antara
agama".
Muncul
pula di masyarakat dengan berbagai slogan, di antaranya: persatuan agama,
perhimpunan agama, persatuan tiga agama, agama ibrohimiyah, persatuan agama
ilahi, kaum beriman, persatuan kaum beriman, persatuan umat manusia, agama
universal, kebersamaan antar agama, pengikut millah, persatuan agama-agama
internasional." dan lain-lain.
Propaganda
ini juga telah menyentuh aspek ritual ibadah. Terbukti dengan ajakan Paus Paulus
II yang menegakkan sholat bersama dan diikuti wakil dari tiga agama, yaitu Islam
dan Ahlu Kitab (Yahudi dan Nasrani) di tempat bernama Asis di Italia pada
tanggal 27 Oktober 1986M. Kemudian peristiwa itu berulang kembali dengan nama
Sholat Ruhul Qudus!. Sementara di Jepang, telah dilakukan sholat bersama di
puncak gunung Kito. Dan masih banyak cara-cara lainnya yang menjebak kaum
muslimin ke dalamnya. (Lihat kitab al-lbthalu Linazhariyyatil Khalthi Baina
Diinil Islaami Wa Ghairihii Minal Adyan oleh Syaikh Bakr bin Abdilloh Abu
Zaid hal. 15-25 - Maktabah Syamilah -)
BAHAYA
PROPAGANDA PLURALISME AGAMA
Propaganda
pluralisme agama yang melegalkan semua agama merupakan propaganda yang sangat
berbahaya. Misi propaganda itu adalah mencampuradukkan yang haq dengan yang
batil, merobohkan Islam dan menghancurkan pilar-pilarnya serta menyeret
pemeluknya kepada ke-murtadan. Alloh عزّوجلّ berfirman:
وَلاَ
يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىَ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ
اسْتَطَاعُواْ
"Mereka
tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu
dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. " (QS. al-Baqoroh
[2]: 217)
Alloh
عزّوجلّ juga firman:
وَدُّواْ
لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُواْ فَتَكُونُونَ سَوَاء
"Mereka
ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu
kamu menjadi sama (dengan mereka) " (QS. an-Nisa'[4]: 89)
Di
antara bahaya propaganda keji tersebut adalah hilangnya pembeda antara Islam
dengan kekufuran, yang haq dengan yang batil, yang ma'ruf dengan yang mungkar,
dan hilangnya batas pemisah antara kaum muslimin dengan kaum kafir. Tidak ada
lagi wala' dan bara, tidak ada lagi seruan jihad dan perang demi menegakkan
kalimatulloh di atas muka bumi, sedangkan Alloh عزّوجلّ berfirman:
قَاتِلُواْ
الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَلاَ بِالْيَوْمِ الآخِرِ وَلاَ يُحَرِّمُونَ
مَا حَرَّمَ اللّهُ وَرَسُولُهُ وَلاَ يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ
أُوتُواْ الْكِتَابَ حَتَّى يُعْطُواْ الْجِزْيَةَ عَن يَدٍ وَهُمْ
صَاغِرُونَ
"Perangilah
orang-orang yang tidak beriman kepada Alloh dan tidak (pula) kepada hari
kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Alloh dan
RosulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Alloh), (yaitu
orang-orang) yang diberikan al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar
jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. " (QS. at-Taubah [9]:
29)
Apabila
propaganda penyatuan agama bersumber dari seorang muslim maka hal itu jelas
termasuk kemurtadan dari Islam. Karena telah jelas bertentangan dengan
pokok-pokok akidah. Propaganda tersebut meridhoi kekufuran, membatalkan
kebenaran al-Qur'an, membatalkan fungsinya sebagai penghapus kitab-kitab suci
sebelumnya, membatalkan fungsi Islam yang menghapus syari'at-syari'at dan
agama-agama sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut maka pemikiran tersebut secara
syar'i tertolak, haram hukumnya secara qoth'i dengan dalil-dalil syar'i
dari al-Qur'an, as-Sunnah dan Ijma'. (Lihat kitab al-Ibthalu Linazhariyyatil
Khalthi Baina Diinil Islaami Wa Ghoirihii Minal Adyan oleh Syaikh Bakr bin
Ab-dillah Abu Zaid hal. 26-32 - Maktabah Syamilah - dan Fatwa Lajnah Daimah no.
19402)
1.
Hanya
Islam Agama yang Benar
Di
antara pokok-pokok akidah islamiah yang telah disepakati oleh kaum muslimin
adalah bahwa tidak ada agama yang benar di atas muka bumi selain Dienul Islam.
Dienul Islam adalah penutup seluruh agama-agama yang ada, menghapus agama,
syari'at dan milah sebelumnya. Tidak ada satu agama pun di atas muka bumi yang
boleh dipakai sebagai tatanan beribadah kepada Alloh عزّوجلّ selain Dienul Islam. Alloh عزّوجلّ berfirman:
إِنَّ
الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ
“Sesungguhnya
agama (yang diridhoi) disisi Allah hanyalah Islam." (QS. Ali Imron [3]:
19)
Qotadah
berkata: "Sesungguhnya agama yang diterima di sisi Alloh عزّوجلّ adalah Islam. Islam adalah persaksian bahwa
tidak ada tuhan yang haq disembah kecuali Alloh عزّوجلّ, dan mengakui yang dibawa Rosululloh
صلي
الله عليه وسلم dari sisi Alloh عزّوجلّ, dan dialah agama Alloh عزّوجلّ yang Dia syari'atkan bagi diri-Nya. Dia
utus para rosul-Nya dengannya, Dia tunjukkan wali-wali-Nya kepadanya, Dia tidak
menerima selainnya dan tidak memberi balasan kecuali dengannnya." (Jami'ul
Bayan 6/275)
Al-Hafidz
Ibnu Katsir berkata: "Alloh عزّوجلّ mengabarkan bahwa tidak ada agama dari
seorang pun yang diterima di sisi-Nya selain Islam." (Tafsir al-Qur'anil
Adhim 1/435)
Alloh
عزّوجلّ berfirman:
الْيَوْمَ
أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ
الإِسْلاَمَ دِيناً
"Pada
hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhoi Islam itu jadi agama bagimu. " (QS. al-Maidah
[5]: 3)
Ibnu
Abbas رضي
الله عنه berkata:
الْيَوْمَ
أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ: وَهُوَ الإِسْلاَمُ
"Pada
hari Ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu' yaitu Islam." (Jami'ul
Bayan 9/518)
Alloh
عزّوجلّ juga berfirman:
وَمَن
يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيناً فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ
مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Barangsiapa mencari agama selain agama
Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia
di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (QS. Ali Imron [3]:
85)
Al-Imam
Ibnu Jarir ath-Thobari رحمه
الله berkata: "Barangsiapa yang mencari agama
selain agama Islam maka Alloh عزّوجلّ tidak akan menerimanya." (Jami'ul
Bayan 6/570)
Dan
yang disebut dengan agama Islam setelah diutusnya Nabi Muhammad عزّوجلّ adalah agama yang beliau bawa, bukan agama
yang lain.
Muhammad
bin Ja'far bin Zubair رحمه
الله berkata:
إِنَّ
الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ، أي: مَا أَنْتَ عَلَيْهِ يَا مُـحَمَّدً مِنَ
التَّوْحِيْدِ لِلرَّبِّ، وَالتَّصْدِيْقِ لِلرُّسُلِ
"Sesungguhnya
agama yang diterima di sisi Alloh سبحانه
و تعالي adalah Islam, yaitu jalan yang engkau
tempuh wahai Muhammad dari mentauhidkan Robb dan membenarkan para rosul."
(Jami'ul Bayan 6/276)
Al-Hafidz
Ibnu Katsir As-Syafi’i رحمه
الله berkata:
فَمَنْ
لَقِيَ اللهَ بَعْدَ مُـحَمَّدًا صلي الله عليه وسلم بِدِيْنٍ عَلَى غَيْرِ
شَرِيْعَتِهِ، فَلَيْسَ بـِمُتَقَبَّلٍ
"Barangsiapa yang bertemu Alloh عزّوجلّ sesudah diutusnya Muhammad صلي
الله عليه وسلم dengan agama yang bukan syari'atnya maka
tidaklah diterima." (Tafsir Ibnu Katsir 2/25)
2.
Al-Qur'an
Adalah Standar Kebenaran Kitab-Kitab Sebelumnya
Di
antara pokok-pokok akidah islamiah adalah meyakini bahwa al-Qur'an adalah kitab
suci terakhir yang diturunkan Alloh عزّوجلّ, al-Qur'an adalah penghapus kitab-kitab
sebelumnya seperti Taurot, Zabur, Injil dan lainnya dan al-Qur'an adalah sebagai
standar kebenaran kitab-kitab sebelumnya. Tidak ada satupun kitab suci yang
dijadikan sebagai acuan dalam beribadah kepada Alloh عزّوجلّ selain al-Qur an
al-Karim.
Alloh
سبحانه
و تعالي berfirman:
وَأَنزَلْنَا
إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ
وَمُهَيْمِناً عَلَيْهِ فَاحْكُم بَيْنَهُم بِمَا أَنزَلَ اللّهُ وَلاَ تَتَّبِعْ
أَهْوَاءهُمْ عَمَّا جَاءكَ مِنَ الْحَقِّ
"Dan (ingatlah) telah turunkan kepadamu
al-Qur'an dengan membawa kebenaran. Membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu
kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab
yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Alloh turunkan
dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran
yang telah datang kepadamu." (QS. al-Maidah [5]: 48)
Sahabat
Ibnu Abbas رضي
الله عنهما berkata:
الْقُرْآنَ
أَمِيْنٌ عَلَى كُلِّ كِتَابٍ قَبْلَهُ
"Al-Qur'an adalah penjaga atas setiap kitab
yang sebelumnya." (Jami'ul Bayan 10/379)
Beliau
juga berkata: "Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Qur'an dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya', yaitu al-Qur'an sebagai saksi
atas Taurot dan Injil, membenarkan keduanya, 'dan batu ujian terhadap
kitab-kitab yang lain itu' yaitu penjaga atasnya, menjadi hakim atas
kitab-kitab yang sebelumnya." (Jami'ul Bayan 10/379)
Al-Imam
Ibnu Jarir As-Syafi’I رحمه
الله berkata: "Alloh عزّوجلّ berfirman: 'Dan Kami telah turunkan
al-Kitab (al-Qur'an) yang telah Kami turunkan kepadamu Wahai Muhammad yang
membenarkan kitab-kitab sebelumnya, sebagai saksi bahwa kitab-kitab tersebut
adalah haa dari sisi Alloh عزّوجلّ, pengawas dan penjaga pada kitab-kitab
tersebut. Dan asal الْـهَيْمَنَةُ adalah
الْـحِفْظُ
وَالْإِرْتِقَابُ (menjaga dan mengawasi). Dikatakan: 'Jika
Fulan telah mengawasi, menjaga dan menyaksikan sesuatu, maka Fulan telah
melakukan haimanah atasnya'." (Jami'ul Bayan
10/377)
Demikian
juga wajib mengimani bahwa kitab Taurot dan Injil telah dihapus dengan al-Qur'an
al-Karim dan wajib meyakini bahwa keduanya telah banyak diselewengkan dan
dirubah, ditambah dan dikurangi. Alloh عزّوجلّ berfirman:
يُحَرِّفُونَ
الْكَلِمَ عَن مَّوَاضِعِهِ
"Mereka suka mengubah perkataan (Alloh) dari
tempat-tempatnya." (QS. al-Maidah [5]: 13)
Di
antara contoh tahrif (penyelewengan) orang-orang Yahudi adalah ketika
mereka merubah hukum rajam bagi pezina diganti dengan dilumuri pelakunya dengan
arang. Sebagaimana termaktub di dalam kitab-kitab hadits dan tafsir (Lihat
Majmu' Fatawa 11/425 dan 434)
Alloh
عزّوجلّ berfirman:
فَوَيْلٌ
لِّلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَـذَا مِنْ
عِندِ اللّهِ لِيَشْتَرُواْ بِهِ ثَمَناً قَلِيلاً فَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا
كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَّهُمْ مِّمَّا يَكْسِبُونَ
"Maka kecelakaan yang besarlah bagi
orang-orang yang menulis al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu
dikatakannya; "Ini dari Alloh", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang
sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat
apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi
mereka, akibat apa yang mereka kerjakan. " (QS. al-Baqoroh [2]:
79)
Alloh
عزّوجلّ juga berfirman:
وَإِنَّ
مِنْهُمْ لَفَرِيقاً يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُم بِالْكِتَابِ لِتَحْسَبُوهُ مِنَ
الْكِتَابِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ عِندِ اللّهِ وَمَا
هُوَ مِنْ عِندِ اللّهِ وَيَقُولُونَ عَلَى اللّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ
يَعْلَمُونَ
“Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan
yang memutar-mutar lidahnya membaca al-kitab, supaya kamu menyangka yang
dibacanya itu sebagian dari alkitab, padahal ia bukan dari al-Kitab. Dan mereka
mengatakan: Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Alloh', padahal ia bukan dari
sisi Alloh. Mereka berkata dusta terhadap Alloh sedang mereka mengetahui. " (QS.
Ali Imron [3]: 78)
Oleh
karenanya, Taurot dan Injil yang masih shohih telah dihapus dengan Islam. Adapun
selain itu telah diselewengkan dan diubah. Diriwayatkan secara shohih dari
Rosululloh صلي
الله عليه وسلم bahwa beliau sangat marah ketika melihat
Umar bin Khoththob memegang lembaran yang di dalamnya terdapat beberapa potongan
ayat Taurot. Beliau صلي
الله عليه وسلم berkata:
أَفِي
شَكٍّ أَنْتَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ؟ أَلَــمْ آَتِ بِـهَا بَيْضَاءَ نَقِيَّةَ؟!
لَوْ كَانَ أَخِي مُوسَى حَيَّا مَاوَسِعَهُ إِلاَّ
إِتَّبَاعِى
"Apakah engkau masih ragu wahai Ibnul
Khoththob? Bukankah aku telah membawa agama yang putih bersih? Sekiranya
saudaraku Musa hidup sekarang ini maka tidak ada keluasan baginya kecuali
mengikuti syari'atku." (Dikeluarkan oleh Abdurrozaq dalam Mushonnafnya
6/113, Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnafnya 9/47, Ahmad dalam
Musnadnya 3/387, dan Ibnu Abdil Barr dalam Jami' Bayan llmi 2/805,
Syaikh al-Albani berkata dalam Irwa' 6/34: Hasan)
3.
Muhammad
صلي
الله عليه وسلم adalah Penutup Nabi dan
Rosul
Termasuk
di antara pokok-pokok akidah islamiah adalah meyakini bahwa Nabi dan Rosul kita
Muhammad صلي
الله عليه وسلم adalah penutup para nabi dan rosul. Alloh
عزّوجلّ berfirman:
مَّا
كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللَّهِ
وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ
عَلِيماً
"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak
dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rosululloh dan penutup
nabi-nabi. Dan Alloh Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. al-Ahzab [33]:
40)
Untuk
itu tidak ada lagi rosul yang wajib diikuti selain Nabi Muhammad صلي
الله عليه وسلم. Sekiranya ada seorang nabi atau rosul
selain beliau masih hidup pada saat ini, maka tidak ada keluasan bagi mereka
kecuali mengikuti beliau صلي
الله عليه وسلم dan tidak ada keluasan juga bagi para
pengikut mereka kecuali mengikuti beliau صلي
الله عليه وسلم sebagaimana yang difirmankan Alloh
عزّوجلّ:
وَإِذْ
أَخَذَ اللّهُ مِيثَاقَ النَّبِيِّيْنَ لَمَا آتَيْتُكُم مِّن كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ
ثُمَّ جَاءكُمْ رَسُولٌ مُّصَدِّقٌ لِّمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ
وَلَتَنصُرُنَّهُ قَالَ أَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَى ذَلِكُمْ إِصْرِي
قَالُواْ أَقْرَرْنَا قَالَ فَاشْهَدُواْ وَأَنَاْ مَعَكُم مِّنَ
الشَّاهِدِينَ
"Dan (ingatlah), ketika Alloh mengambil
perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa
kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang Rosul yang membenarkan apa
yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan
menolongnya". Alloh berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanji-an-Ku
terhadap yang demikian itu ?" mereka menjawab: "Kami mengakui". Alloh berfirman:
"Kalau begitu saksikanlah (hai para Nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama
kamu". " (QS. Ali Imron [3]: 81)
Nabi
Alloh عزّوجلّ yakni Isa saat diturunkan pada akhir zaman
pun mengikuti nabi Muhammad صلي
الله عليه وسلم dan berhukum dengan syari'at beliau.
Rosululloh صلي
الله عليه وسلم bersabda:
وَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمْ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا
مُقْسِطًا فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ
وَيَفِيضُ الْمَالُ حَتَّى لَا يَقْبَلَهُ أَحَدٌ
"Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya,
hampir-hampir akan turun pada kalian Ibnu Maryam sebagai hakim yang adil,
memecahkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah, dan melimpah harta hingga
tidak ada seorang pun yang menerima." (Muttafaq 'alaih, Shohih Bukhori 3/107 dan
Shohih Muslim 1/93)
Al-Imam
al-Qurthubi berkata: "Ketika Isa عليه
السلام turun maka dia termasuk pengikut Muhammad
jgg sebagaimana dikabarkan oleh Nabi صلي
الله عليه وسلم ketika bersabda kepada Umar 'Sekiranya
saudaraku Musa hidup sekarang ini maka tidak ada keluasan baginya kecuali
mengikuti syari'atku'. " (At-Tadzkiroh hlm. 755 - Syamilah
-)
Termasuk
dari pokok-pokok Akidah Islamiyyah adalah meyakini bahwa Nabi Muhammad
صلي
الله عليه وسلم diutus kepada segenap umat manusia. Alloh
عزّوجلّ berfirman
وَمَا
أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيراً وَنَذِيراً وَلَكِنَّ أَكْثَرَ
النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan
kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai
pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Saba'
[34]: 28)
Dan
Alloh عزّوجلّ juga berfirman:
قُلْ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللّهِ إِلَيْكُمْ
جَمِيعاً
"Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya Aku
adalah utusan Alloh kepadamu semua." (QS. al- A'rof [7]:
158)
4.
Orang-Orang
Yahudi dan Nasrani adalah Kafir
Termasuk
pokok-pokok agama Islam adalah wajib meyakini kekufuran setiap orang yang
menolak memeluk Islam dari kalangan Yahudi, Nasrani maupun lainnya. Dan meyakini
bahwa mereka adalah penduduk neraka, sebagaimana Alloh عزّوجلّ berfirman:
إِنَّ
الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ
خَالِدِينَ فِيهَا أُوْلَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni
ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam; mereka
kekal di dalamnya, mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk." (QS. al Bayyinah
[98]: 6)
Alloh
عزّوجلّ telah berfirman di dalam Kitab-Nya:
لَّقَدْ
كَفَرَ الَّذِينَ قَالُواْ إِنَّ اللّهَ ثَالِثُ ثَلاَثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَـهٍ
إِلاَّ إِلَـهٌ وَاحِدٌ وَإِن لَّمْ يَنتَهُواْ عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ
الَّذِينَ كَفَرُواْ مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
"Sesungguh telah kafir orang-orang yang
mengatakan: 'Sesungguhnya Alloh adalah salah seorang dari yang tiga,’
padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. Jika mereka
tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di
antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih." (QS. al-Maidah [5]:
73)
Al-Imam
Ibnu Katsir رحمه
الله berkata: "Alloh عزّوجلّ berfirman menghikayatkan tentang
pengkafiran kelompok-kelompok dari Nashara, yakni: Malakiyyah,
Ya'qubiyyah, dan Nusthuriyyah. Merekalah yang mengatakan bahwa al-Masih
adalah Alloh عزّوجلّ." (Tafsir Ibnu Katsir
2/151)
Rosululloh
صلي
الله عليه وسلم bersabda:
وَالَّذِي
نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ
يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ
بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
"Demi dzat yang jiwa Muhammad ada di
tangan-Nya, tidaklah seseorang dari ummat ini yang mendengar (agama)ku, baik dia
itu seorang Yahudi maupun Nasrani, kemudian dia mati dan belum beriman dengan
apa yang aku diutus dengannya, kecuali dia termasuk penghuni neraka." (HR.
Muslim dalam Shohihnya 1/93 bab Wujubul limaan birisaalati nabiyyinaa m ilaa
jamii'iu naasi wa naskhul milal bimillatihi, wajibnya beriman kepada risalah
Nabi kita صلي
الله عليه وسلم bagi seluruh manusia dan penghapusan
agama-agama dengan agama beliau)
Oleh
karena itu pula barangsiapa tidak mengkafirkan Yahudi dan Nasrani maka ia juga
kafir. Hal ini sebagai konsekuensi dari kaidah syari'at:
"Barangsiapa
tidak mengkafirkan orang kafir sesudah ditegakkan argumen padanya maka ia
kafir." (Lihat Fatwa Lajnah Daimah no. 19402)
5.
Dakwah
Nabi صلي
الله عليه وسلم Kepada Ahli Kitab
Nabi
Muhammad صلي
الله عليه وسلم sebagai pengemban risalah kepada umat
manusia di dunia ini telah mendakwahi raja-raja yang beragama Nasrani, bahkan
raja atau kaisar yang beragama Majusi. Seandainya cukup orang Yahudi dan Nasrani
itu menjalankan agamanya saja dan tidak usah memasuki Islam, maka Nabi Muhammad
صلي
الله عليه وسلم tidak perlu mengirimkan surat kepada Kaisar
Heraclius dan Raja Najasyi yang keduanya beragama Nasrani. Begitu pula beliau
صلي
الله عليه وسلم mengirimkan surat kepada Kaisar Kisro di
Parsi (Iran) yang beragama Majusi (penyembah api), suatu kepercayaan syirik yang
amat dimurkai Alloh عزّوجلّ .
Sejarah
otentik yang tercatat dalam kitab-kitab hadits menyebutkan bukti-bukti bahwa
Nabi صلي
الله عليه وسلم mengirim surat mendakwahi Kaisar dan
raja-raja Nasrani atau Majusi untuk masuk Islam agar mereka selamat di akhirat
kelak. Hal ini dapat dibuktikan dengan surat-surat Nabi صلي
الله عليه وسلم yang masih tercatat di kitab-kitab hadits
hingga kini. Di antaranya surat-surat kepada Raja Najasi di Habasyah (Abesinea,
Ethiopia), Kaisar Heraclius penguasa Romawi, Kisro penguasa Parsi, Raja Muqouqis
di Mesir, Raja al-Harits al-Ghossani di Yaman, dan kepada Haudhah al-Hanafi.
(Lihat Sirah Nabawiyyah Shohihah oleh Dr. Akram Dhiya' al-'Umari hal.
454-460)
PENUTUP
Sebagai
akhir dari bahasan ini, kami nukilkan kalimat yang agung dari Syaikh Bakr Bin
Abdulloh Abu Zaid رحمه
الله:
"Wajib
atas setiap muslim mengingkari paham: "penyatuan setiap agama yang sudah
diselewengkan dan tidak berlaku dalam Islam yang haq yang muhkam serta terjaga
dari penyelewengan dan perubahan, yang menghapus semua agama yang sebelumnya
"...
Dan
bahwasanya seruan kepada paham ini adalah: kekufuran, kenifakan, penyelisihan,
perpecahan, dan aksi pemurtadan kaum muslimin dari Islam
...
Wajib
atas seluruh penduduk bumi meyakini bersatunya agama dan jalan dakwah seluruh
nabi dan rosul di dalam Tauhid, Kenabian, dan Hari Akhir. Dan bahwasanya pokok
keyakinan ini tidak selamat kecuali untuk ahli Islam.
Orang-orang
Yahudi dan Nasrani telah mengingkari keyakinan dan kontradiksi di dalamnya
terutama dalam keimanan terhadap Alloh عزّوجلّ, Kitab-kitab-Nya, dan Rosul-rosul-Nya.
Wajib atas seluruh penduduk bumi agar meyakini tentang berbilangnya
syari'at-syari'at dan keanekaragamnnya. Dan bahwa syari'at Islam adalah penutup
syari'at-syari'at dan sekaligus penghapus semua syari'at yang sebelumnya. Maka
tidak boleh bagi manusia untuk beribadah kepada Alloh عزّوجلّ dengan selain syari'at
Islam...
Wajib
atas seluruh penduduk bumi dan ahli kitab dan selain mereka: masuk ke dalam
Islam dengan dua kalimat syahadat, mengimani baik secara global dan rinci,
mengamalkan dan mengikutinya. Dan meninggalkan syari'at yang telah diselewengkan
dalam kitab-kitabnya. Dan bahwasanya siapa saja yang tidak masuk Islam maka dia
kafir musyrik. Alloh عزّوجلّ telah berfirman di dalam
Kitab-Nya:
يَا
أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللّهِ وَأَنتُمْ
تَشْهَدُونَ
“Hai ahli kitab, mengapa kamu mengkufuri
ayat-ayat Alloh, padahal kalian mengetahui (kebenarannya) " (QS. Ali Imron [3]:
70)
Wahai
orang muslim, janganlah engkau mengikuti kesalahan orang-orang yang keliru, dan
jangan pula mengikuti orang-orang yang terpedaya dengan seruan saudara-saudara
setan. Dan janganlah mengikuti orang-orang bayaran dan orang-orang kelompok
sesat yang mengaku Islam padahal mereka membela dan mempromosikan paham sesat
ini. Mereka berlomba-lomba berfatwa padahal mereka bukanlah orang-orang yang
paham agama, dan tidak memiliki ilmu di dalam agama ...
Semoga
Alloh عزّوجلّ memberikan hidayah kepada yang sesat dari
kaum muslimin, menghilangkan penyakit dari mereka, memalingkan mereka dari
makar-makar musuh, dan meneguhkan kita semua di atas Islam hingga kita bertemu
dengan-Nya. Sesungguhnya Dia Maha mampu atas segala sesuatu. Sholawat dan salam
semoga tercurah atas Nabi kita Muhammad صلي
الله عليه وسلمkeluarganya
dan para sahabatnya." (al-Ibthalu Linazhariyyatil Khalthi Baina Diinil
Islaami Wa Ghairihii Minal Adyan hlm. 102-115 - Maktabah Syamilah
-).Semoga menambah pengetahuan.
Penulis :
Ustadz Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifullah خفظه الله
Ustadz Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifullah خفظه الله
0 komentar:
Posting Komentar